Kejadian ini terjadi di tahun 2005 (hari dan bulannya saya lupa) dan
masih di tempat yang sama yaitu ruko tempat saya kerja. Memang benar
kata orang tua dulu, kalau ketemu gendruwo atau teman-temannya jangan
takut dan kalau perlu marahi saja biar mereka kapok hehehe. Langsung ke
sasaran :
Jam 8 malam saya sampai di tempat kerja. Seperti biasa, saya
ngobrol-ngobrol sebentar sama teman yang tadi jaga siang sambil
menikmati rokok dan kopi. Karena saking asyiknya kami mengobrol, temanku
itu baru pulang jam 9 lewat. Setelah menutup pagar, saya melanjutkan
jaga malam dan keliling untuk memastikan situasi ruko aman dan
terkendali. Di lantai 2 sekitar jam 12 malam saya bertemu dengan Herlin
yang sedang asyik menyisir rambut di depan kamar mandi lantai 2, lalu
saya menyapanya...
A : saya B : Herlin
A : Assalamuallaikum
B : Wallaikumsallam mas, mau naik ya mas?
A : Ya mau naik, biasa tugas heheheee
B : Hati-hati mas, diatas ada yang baru!
A : Ada yang baru? memang seperti apa dia?
B : Nanti mas juga tahu sendiri
A : Ooo ok
Sesudah menyapa Herlin, saya langsung ke lantai 3 dengan perasaan
was-was kalau-kalau kejadian seperti KEPALA API terulang lagi. Sampai di
lantai 3 saya langsung menuju pintu teras untuk melihat keadaan di
bawah sekaligus untuk melihat situasi di luar. Begitu berbalik mau masuk
lagi saya melihat bayangan hitam lewat didalam lantai 3, tapi saya
cuekin dan pura-pura gak tau saja.Lalu saya masuk terus menuju lantai
empat. Lantai 4 aman lalu saya memutuskan untuk kembali ke pos jaga di
lantai dasar di depan ruko.
1 jam.. 2 jam.. kondisinya masih sama seperti jam 12 malam tadi. Tapi
sekitar jam setengah 3 pagi waktu saya di pos jaga, tiba-tiba terdengar
suara pintu yang dibanting dengan sangat keras (brak-brak, kira-kira
begitu bunyinya), sepertinya suara itu datang dari lantai 3. Dengan
terburu-buru saya langsung naik untuk mengetahui apa yang terjadi.
Ternyata benar suara pintu yang dibanting itu terbukti dari pintu lantai
3 yang terbuka. Mungkin saya lupa mengunci pintu waktu turun tadi,
pikirku. Lalu saya menutup dan mengunci pintu yang terbuka itu dan
kembali ke pos lagi.
Baru juga duduk di pos, terdengar lagi suara pintu yang dibanting tadi.
Terpaksa saya naik lagi dan ternyata pintu yang barusan saya kunci tadi
terbuka lagi. Dengan sedikit kesal akhirnya saya kunci kembali pintunya,
dan saya kembali ke pos jaga. Dan... baru juga duduk di pos jaga,
terdengar lagi suara pintu yang dibanting.
Akhirnya dengan sedikit marah dan kesal saya naik lagi untuk mengunci
pintu. Sambil mengunci pintu saya teriak "Woiii siapa yang
banting-banting pintu, keluar kau". Selesai mengunci pintu sambil teriak
saya berbalik dan saya lihat sesosok makhluk besar berbulu dengan mata
merah dan besar sudah di depan saya (jaraknya sekitar 1 meter).
Karena marah dan kesal ditambah lagi capek naik turun tangga, saya
langsung aja marahi dan menunjuk muka makhluk itu "Ooo jadi kamu yang
banting-banting pintu dari tadi... awas kalau kamu berani banting pintu
lagi, bener-bener saya hajar kamu. Ingat itu!!!". Setelah puas marahin
itu makhluk, saya langsung turun dari lantai 3 ke pos jaga, dan
syukurlah suara pintu yang dibanting tidak terdengar lagi sampai pagi.
Di pos jaga saya sempat berpikir, ternyata makhluk tetangga sebelah
takut dimarahi juga, dan ternyata ampuh juga kata orang tua dulu,
jangan takut dan kalau perlu marahi aja.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar